LIPUTAN KHUSUS:

Begini Jika Hewan Raksasa Hilang Terhadap Keseimbangan Ekologi


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Penelitian ini menyelidiki kekosongan ekologis yang ditinggalkan oleh hilangnya spesies seperti gajah di Eropa, wombat raksasa di Australia, dan kukang di Amerika Selatan.

Ekologi

Kamis, 15 Februari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Megafauna, khususnya herbivora besar, memiliki peran mendalam terhadap ekosistem terestrial, efek yang telah diubah secara signifikan oleh kepunahan yang disebabkan oleh manusia. Hal tersebut diulas oleh tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Aarhus University, dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution.

Dilansir dari Earth.com, penelitian ini menyelidiki kekosongan ekologis yang ditinggalkan oleh hilangnya spesies seperti gajah di Eropa, wombat raksasa di Australia, dan kukang di Amerika Selatan, serta meneliti bagaimana penurunan jumlah mereka telah menyebabkan pergeseran dinamika ekosistem yang tidak sepenuhnya dipahami.

Studi komprehensif ini mensintesis data dari berbagai studi kasus individu untuk menggambarkan dampak luas hewan besar terhadap ekosistem, dampak yang sebagian besar tidak ada di lingkungan modern.

Penelitian ini kemudian menunjukkan bahwa herbivora besar berperan penting dalam siklus nutrisi, menjaga habitat terbuka, dan mengendalikan populasi hewan yang lebih kecil. Penemuan penting lainnya adalah peran hewan-hewan ini dalam meningkatkan keanekaragaman ekosistem dengan menciptakan vegetasi yang lebih bervariasi secara struktural.

Bayi gajah bernama Yongki tampak sedang bersama Suli, induknya. Foto: KLHK

Penulis utama, Jonas Trepel, seorang mahasiswa PhD di Aarhus, mengatakan, dampak positif terhadap variabilitas struktur vegetasi sangat penting, mengingat heterogenitas lingkungan dikenal sebagai pendorong keanekaragaman hayati secara universal. "Meskipun penelitian kami sebagian besar melihat dampak megafauna pada skala kecil, temuan kami menunjukkan bahwa mereka mendorong keanekaragaman hayati bahkan pada tingkat bentang alam," kata Trepel.

Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana herbivora besar, melalui interaksinya dengan vegetasi, seperti konsumsi biomassa, mematahkan tanaman berkayu, dan menginjak-injak, mempengaruhi struktur ekosistem--sebuah efek yang bervariasi tergantung pada ukuran hewan.

Penelitian yang mencakup berbagai ukuran tubuh (45-4500 kg) ini memberikan wawasan tentang bagaimana kehadiran herbivora yang lebih besar cenderung meningkatkan keanekaragaman tanaman lokal, sedangkan spesies yang lebih kecil mungkin memiliki efek sebaliknya.

Herbivora besar, kata penulis senior Erick Lundgren, seorang ahli ekologi di Aarhus, dapat memakan makanan berkualitas lebih rendah seperti cabang dan batang, yang dapat mengakibatkan dampak yang lebih besar secara proporsional pada spesies tanaman dominan dan dengan demikian memberikan kesempatan yang lebih baik bagi tanaman yang kurang kompetitif dalam memperebutkan sinar matahari dan ruang.

"Temuan ini mendukung dugaan bahwa banyak herbivora kecil tidak dapat sepenuhnya mengimbangi hilangnya beberapa herbivora besar," kata Elizabeth le Roux, yang juga merupakan penulis senior studi dan ahli ekologi dan restorasi megafauna.

Meta-analisis ini, yang berasal dari 297 studi dan 5.990 titik data, memanfaatkan kumpulan data yang luas untuk mengidentifikasi pola menyeluruh tentang bagaimana megafauna memengaruhi ekosistem, terutama melalui studi eksklusi yang membandingkan area berpagar yang tidak termasuk hewan besar dengan yang tidak berpagar.

Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan herbivora besar ke dalam upaya konservasi dan restorasi ekosistem, mengingat peran penting mereka dalam mendorong keanekaragaman hayati dan ketahanan ekosistem. Selain itu, terdapat manfaat potensial dari memperkenalkan kembali hewan besar ke kawasan lindung, seperti meningkatkan dinamika ekosistem dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan global.

Penelitian ini diakhiri dengan seruan untuk tidak hanya melindungi spesies megafauna yang tersisa, tetapi juga secara aktif bekerja untuk restorasi mereka, menekankan pentingnya hewan-hewan ini dalam menjaga keseimbangan ekologi dan keanekaragaman hayati, terutama dalam menghadapi perubahan lingkungan yang semakin cepat.