Bencana yang Tak Dianggap Ikut Unjuk Gigi di Banjir Demak

Penulis : Gilang Helindro

Lingkungan

Sabtu, 17 Februari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Penurunan muka tanah merupakan sebuah bahaya yang dapat menjadi bencana. Peristiwa terbaru adalah banjir di Demak yang mengakibatkan 21 ribu warga mengungsi.

Dwi Sarah, Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan masyarakat terkait korelasi dampak buruk pengambilan air tanah berlebihan bagi lingkungan, karena dapat memicu penurunan tanah atau land subsidence.

Penurunan muka tanah memiliki korelasi dengan banjir rob di kawasan pesisir akibat peningkatan muka air laut yang terjadi setiap tahun. "Penurunan tanah yang perlahan umumnya disebabkan oleh faktor alami maupun antropogenik, khususnya akibat pengambilan fluida dari bawah permukaan," kata Sarah dikutip Jum’at, 16 Februari 2024.

Menurut Sarah, di kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura), penurunan muka tanah selama ini kurang dianggap karena hanya skala sentimeter. “Meski penurunan tanah itu tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat, namun dampaknya sangat terasa dan meluas seperti banjir Demak,” ungkap Sarah.

Tim gabungan laksanakan evakuasi warga terdampak banjir bandang di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Foto:BPBD Kab. Demak

Sarah menambahkan, Kondisi bawah permukaan yang tersusun dari endapan muda yang rawan konsolidasi, baik itu secara alamiah ataupun akibat pengambilan air tanah ataupun beban bangunan, dapat menghasilkan penurunan dengan laju hingga mencapai 10 sentimeter per tahun.

Kawasan pesisir yang terus mengalami penurunan, ditambah kenaikan muka air laut menyebabkan banjir rob menjadi masalah sehari-hari yang tidak terelakkan bagi masyarakat di kawasan Pantura. “Kenaikan muka air laut yang terjadi akibat dampak perubahan iklim terjadi sekitar 3-10 millimeter per tahun,” kata Sarah.

Selain banjir rob, ungkap Sarah, penurunan tanah juga menyebabkan banyak rumah mengalami penurunan yang tidak merata dan bisa mengakibatkan kerusakan saluran drainase ataupun infrastruktur lainnya.

Fenomena itu juga memberikan tekanan membuat bangunan menjadi miring dan merugikan secara ekonomi. Penduduk yang tinggal di daerah pesisir yang mengalami penurunan tanah, kata dia, selain menghadapi banjir rob rutin, mereka juga harus menaikkan rumah setinggi 1 sampai 1,5 meter setiap dua sampai tiga tahun agar rumah tidak tenggelam. "Kita ketahui bahwa Demak adalah area yang mengalami penurunan muka tanah yang cukup meluas," ungkap Sarah.