Greta Thunberg Anggap COP27 Ajang Mencuci, Berbohong dan Curang

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Perubahan Iklim

Rabu, 02 November 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, menganggap Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) iklim PBB November mendatang di Mesir, diselenggarakan di surga turis di negara yang melanggar banyak hak asasi manusia.

Berbicara di Festival Sastra London di Southbank Center, di mana dia mempromosikan buku barunya, "The Climate Book", Thunberg yang berusia 19 tahun menolak KTT iklim yang akan digelar--yang dikenal sebagai COP27. Menurutnya COP27 sebagai kesempatan bagi orang-orang yang berkuasa untuk melakukan greenwashing, berbohong dan curang.

Bila tahun lalu Thunberg terlibat menghadiri protes di Glasgow untuk COP26, dia mengatakan dia tidak akan menghadiri COP27, yang dijadwalkan akan diadakan dari 6 November hingga 18 November di Sharm El Sheikh, Mesir. Salah satu alasannya, karena dibatasinya kehadiran masyarakat sipil, terutama aktivis, di momen tersebut.

"Ruang untuk masyarakat sipil akan sangat terbatas. Penting untuk memberikan ruang bagi mereka yang perlu berada di sana. Akan sulit bagi para aktivis untuk membuat suara mereka didengar," katanya.

Pemandangan tanda COP27 di jalan menuju area konferensi di resor Laut Merah Mesir di kota Sharm el-Sheikh saat kota tersebut bersiap untuk menjadi tuan rumah KTT COP27 bulan depan, di Sharm el-Sheikh, Mesir 20 Oktober, 2022./Foto: REUTERS/Sayed Sheasha

Ya, demonstrasi publik secara efektif dilarang di Mesir dan pembatasan akreditasi dan lencana kehadiran untuk para aktivis telah menjadi poin perdebatan di KTT iklim PBB sebelumnya.

Thunberg menjadi terkenal sejak 2018, pada usia 15 tahun, dengan melakukan pemogokan sekolah di negara asalnya Swedia, menjadi wajah dari gerakan iklim aktivis pemuda.

Selama acara Minggu, dia mencela "krisis keberlanjutan" sebagai "krisis informasi yang tidak berhasil." Bukunya mencakup artikel penjelasan dari lebih dari 100 pakar iklim, termasuk ilmuwan iklim terkenal Katharine Hayhoe dan Michael Mann, serta penulis termasuk Margaret Atwood.

"Saya ingin itu mendidik, yang agak ironis karena hal saya adalah pemogokan sekolah," katanya.

Diminta komentarnya tentang aksi protes baru-baru ini oleh aktivis Just Stop Oil yang melempar sup ke 'Bunga Matahari' Vincent van Gogh di Galeri Nasional London, Thunberg menganggap hal itu wajar dilakukan.

"Orang-orang mencoba menemukan metode baru. Karena kami menyadari bahwa apa yang telah kami lakukan sampai sekarang belum berhasil. Masuk akal untuk mengharapkan tindakan yang berbeda semacam ini."

REUTERS