IPCC: Batasi Pemanasan Global, Sekarang atau Tidak Sama Sekali

Penulis : Kennial Laia

Perubahan Iklim

Rabu, 06 April 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Ilmuwan yang tergabung dalam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengatakan bahwa dunia masih memiliki harapan untuk mencegah kerusakan terburuk dari krisis iklim. Namun itu harus dilakukan “sekarang atau tidak sama sekali” menuju ekonomi dan masyarakat rendah karbon. 

Pernyataan tersebut dianggap sebagai peringatan terakhir bagi pemerintah di seluruh dunia tentang iklim. Emisi gas rumah kaca harus mencapai puncak pada 2025, dan dapat dikurangi hampir setengahnya pada dekade ini. Langkah itu wajib jika ingin membatasi pemanasan di masa depan hingga1,5°C di atas tingkat pra-industri.

“Waktunya adalah sekarang atau tidak sama sekali, jika kita ingin membatasi pemanasan global hingga 1,5°C (2,7°F). Hal itu tidak akan mungkin tanpa pengurangan emisi segera dan mendalam di semua sekto,” kata Jim Skea, Co-Chair Kelompok Kerja III IPCC, yang merilis laporan terbaru, Senin, 4 April 2022.  

Suhu global akan stabil ketika emisi karbon dioksida mencapai nol bersih. Laporan IPCC menyatakan bahwa nol emisi karbon dioksida secara global harus tercapai pada awal 2050 untuk target pembatasan di 1,5C (2,7F). Sementara itu untuk 2C (3.6°F), pada awal 2070-an.

Seorang bocah laki-laki mengumpulkan air dari genangan sungai yang kering akibat kekeringan parah di Somalia. Foto: UNICEF/Sebastian Rich

“Penilaian ini menunjukkan bahwa membatasi pemanasan hingga sekitar 2C (3.6F) masih membutuhkan emisi gas rumah kaca global mencapai puncaknya paling lambat sebelum tahun 2025, dan dikurangi seperempatnya pada tahun 2030,” jelas Skea.

Namun IPCC mencatat bahwa peluang untuk mencapai hal tersebut dinilai sangat kecil, seiring dengan gagalnya dunia membuat perubahan yang diperlukan. Suhu akan melonjak hingga lebih dari 3C, dengan konsekuensi bencana. Kecuali jika kebijakan dan tindakan segera diperkuat.

IPCC menyatakan biaya akhir untuk mencapai emisi nol “minimal”, hanya beberapa persen dari PDB global pada pertengahan abad. Namun akan membutuhkan upaya besar-besaran oleh pemerintah, bisnis, dan individu.

Laporan yang terbit pada Senin, 4 April 2022 itu merupakan bagian ketiga dan terakhir dari tinjauan komprehensif terbaru IPCC tentang ilmu iklim, yang didasarkan pada karya ribuan ilmuwan. 

Laporan IPCC membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun untuk dikompilasi. Lamanya durasi penelitian membuat ini berpotensi menjadi peringatan terakhir sebelum dunia berada di jalur menuju kerusakan iklim. 

Meskipun laporan itu menemukan bahwa kenaikan suhu di atas 1,5C saat ini "hampir tak terhindarkan" - tingkat di atas mana banyak efek kerusakan iklim akan menjadi tidak dapat diubah - IPCC mengatakan ada kemungkinan untuk menurunkannya kembali di bawah tingkat kritis pada akhir abad ini.

Namun hal tersebut memerlukan teknologi untuk menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer, yang diperingatkan oleh para juru kampanye tidak terbukti dan tidak dapat menjadi pengganti pengurangan emisi yang dalam sekarang.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres mengatakan, beberapa pemerintah dan bisnis “berbohong” dengan mengklaim berada di jalur untuk 1,5C. Dalam teguran keras, dia memperingatkan: “Beberapa pemimpin pemerintah dan bisnis mengatakan satu hal – tetapi melakukan hal lain. Sederhananya, mereka berbohong. Dan hasilnya akan menjadi bencana besar.”

Laporan kelompok kerja 3 IPCC menemukan bahwa batu bara harus dihapus secara efektif jika dunia ingin tetap berada dalam suhu 1.5C. Sebaliknya, infrastruktur bahan bakar fosil baru yang direncanakan saat ini akan menyebabkan suhu dunia melebihi 1.5C.

Temuan lainnya adalah bahwa emisi metana harus dikurangi sepertiganya. 

Ke-tiga, menumbuhkan hutan dan melestarikan tanah akan diperlukan, tetapi penanaman pohon tidak cukup untuk mengimbangi emisi berkelanjutan untuk bahan bakar fosil. 

Ke-empat, investasi dalam peralihan ke dunia rendah karbon sekitar enam kali lebih rendah dari yang seharusnya.

Ke-lima, semua sektor ekonomi global, mulai dari energi dan transportasi hingga bangunan dan makanan, harus berubah secara dramatis dan cepat, dan teknologi baru termasuk bahan bakar hidrogen serta penangkapan dan penyimpanan karbon akan dibutuhkan.