Studi: Mikroplastik Sebabkan Kerusakan Sel Manusia

Penulis : Tim Betahita

Sampah

Jumat, 10 Desember 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Sebuah studi mengungkap bahwa mikroplastik menyebabkan kerusakan pada sel tubuh manusia melalui konsumsi makanan. Gangguan itu antara lain kematian sel dan reaksi alergi.

Penelitian tersebut merupakan yang pertama kalinya menunjukkan dampak paparan mikroplastik pada manusia. Namun, tingkat keparahan belum diketahui secara jelas. Pasalnya, para peneliti belum bisa memastikan berapa lama mikroplastik tinggal di dalam sistem tubuh sebelum ekskresi.

Saat ini polusi mikroplastik telah mencemari seluruh planet, mulai dari puncak Gunung Everest hingga dasar samudra. Beberapa tahun belakangan, manusia juga diketahui telah mengonsumsi partikel plastik melalui makanan dan air serta menghirupnya di udara.

Penelitian tersebut terbit di Journal of Hazardous Materials, akhir November 2021. Dia menganalisis 17 studi sebelumnya yang mengkaji dampak toksikologi terhadap kultur sel. Para ilmuwan membandingkan mikroplastik pada tingkat yang merusak sel dengan jumlah partikel yang dikonsumsi manusia melalui minuman, makanan laut, dan garam.

Ilustrasi sampah kantung plastik (Pixhere.com)

Ilmuwan kemudian menemukan tipe kerusakan tertentu, seperti kematian sel, reaksi alergi, dan kerusakan dinding sel disebabkan oleh mikroplastik yang dikonsumsi oleh manusia. 

“Pada banyak kasus, dampak merugikan pada sel merupakan awal dari gangguan kesehatan,” kata peneliti utama Evangelos Danopoulos dari Hull York Medical School, Inggris, dikutip The Guardian, Rabu (9/11).  “Hal ini mengkhawatirkan karena manusia semakin rentan.” 

Menurut Danopoulus, penelitian di masa depan memungkinkan untuk mengidentifikasi makanan yang paling terkontaminasi dan cara menghindarinya. Namun, solusi finalnya adalah menghentikan limbah plastik yang tercecer.

“Saat plastik dibuang ke lingkungan, kita tidak dapat lagi memungutnya,” kata Danopoulos.

“Setiap hari manusia terpapar partikel plastik, mulai dari makanan hingga udara yang kita hirup. Dan kita tidak mengetahui bagaimana polusi ini beraksi ketika masuk ke dalam tubuh,” tambahnya. 

Penelitian tersebut juga menunjukkan mikroplastik dengan bentuk tidak teratur membunuh sel lebih banyak ketimbang partikel plastik berbentuk bulat. Hal ini dapat menjadi dasar penelitian di masa mendatang. Saat ini mikroplastik yang diteliti berbentuk bulat, sehingga tidak mewakili seluruh partikel yang dikonsumsi oleh manusia.

Penelitian sebelumnya menunjukkan dampak mikroplastik pada hewan percobaan. Salah satunya adalah studi yang terbit pada Maret 2021, yang menunjukkan partikel plastik berukuran kecil pada paru-paru tikus betina turut mengontaminasi jantung, otak, dan organ lain fetus dalam kandungan.

Studi lain juga mengungkap mikroplastik terdapat di plasenta jabang bayi, yang disebut peneliti sebagai “hal yang sangat mengkhawatirkan.” Studi lainnya menunjukkan bahwa bayi yang meminum susu formula dengan botol plastik menelan jutaan partikel setiap hari.