Ada Lapisan Tumpahan Minyak Di Lepas Pantai Aceh

Penulis : Tim Betahita

Lingkungan

Kamis, 02 September 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Asrizal Asnawi mengungkapkan adanya laporan tentang gelembung atau tumpahan minyak di wilayah perairan Langsa, Aceh sejak sebulan terakhir.

"Terkait adanya kesalahan pada sumur minyak di kawasan Aceh atau tepatnya sumur Langsa, Pemprov Aceh harus laporkan ke SKK Migas dan Kementerian ESDM," kata Asrizal Asnawi di Banda Aceh, Rabu (1/8) seperti dikutip dari Antara.

Asrizal mengatakan gelembung minyak tersebut diduga karena adanya kesalahan atau kebocoran pada sumur minyak milik Pertamina di perairan kawasan Aceh.

Oleh karena itu, Asrizal meminta pihak Pertamina segera melokalisasi dampaknya supaya gelembung minyak mentah yang muncul ke permukaan laut tersebut tidak menyebar sampai ke pinggir pantai yang dampaknya lebih berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan setempat.

Tumpahan minyak mentah yang mencemari perairan Teluk Balikpapan tersebar hingga pesisir pantai./Foto: Istimewa (Ruslan-Forum Peduli Teluk Balikpapan)

"SKK Migas, Menteri ESDM dan PT Pertamina segera melokalisir dampak, sebelum bertambah besar dan dapat mengganggu aktivitas para nelayan, karena biota laut ikan dan terumbu karang tercemar," ujarnya.

Asrizal menuturkan, dirinya juga mendapat laporan dari pegiat lingkungan hidup di Aceh Timur bahwa kondisi diduga tumpahan minyak iti sudah mengganggu nelayan mencari ikan, karena di lokasi tersebut biasanya nelayan melabuhkan jaringnya.

Atas dasar itu, Asrizal meminta Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) dapat mengontrol dan melaporkan perkembangan lapangan setiap harinya supaya masyarakat mengetahui apa yang sedang dilakukan.

"Pemprov Aceh juga harus memonitor secara penuh apa yang terjadi sehingga tidak terjadi hal yang lebih mengecewakan nantinya," kata politikus PAN Aceh itu.

Asrizal juga berharap Pemerintah Aceh melalui dinas terkait dapat melaporkan kejadian ini kepada SKK Migas dan Menteri ESDM, sehingga ini tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat Aceh.

Sementara itu, Pertamina EP (PEP) Pangkalan Susu menyatakan telah menindaklanjuti laporan nelayan soal tumpahan minyak di perairan Selat Malaka itu.

"Sejak mendapati laporan tersebut, tim Penanganan Keadaan Darurat (PKD) Pertamina EP Field Pangkalan Susu langsung melakukan pengecekan ke lokasi. Dan secara paralel berkoordinasi dengan instansi terkait untuk langkah penanganan adanya lapisan tipis minyak tersebut," ujar Senior Manager Relations Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera, Yudy Nugraha, dalam keterangannya, Rabu (1/9).

PEP Pangkalan Susu sampai saat ini telah mengerahkan 13 kapal untuk melakukan pembersihan lapisan tipis minyak (oil sheen) dengan menggunakan oil boom (alat untuk melokalisir sebaran film minyak di air) dan oil skimmer (alat untuk memisahkan minyak di air). Selain itu juga telah digunakan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk melihat penyebab munculnya gelembung gas di bawah laut.

Selanjutnya, tambah Yudy, telah dilakukan langkah-langkah untuk menghentikan gelembung gas dan membersihkan lapisan tipis minyak di sekitar area sumur H-4 Langsa Offshore tersebut.

Meskipun sudah ditangani, lanjut Yudy, pihaknya terus memantau melalui udara dan satelit mengikuti Model Tumpahan Minyak, serta melakukan pengecekan langsung di pesisir pantai.

Selain itu, PEP Pangkalan Susu juga telah melakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan Ditjen Migas, SKK Migas, BPMA, Lanal Lhokseumawe, KKP Kab. Aceh Timur, Kab. Aceh Utara dan Kota Langsa, DLHK Kab. Aceh Timur, Kab. Aceh Utara dan Kota Langsa, KSOP Kota Langsa dan Lhokseumawe, Disnav Belawan dan Sabang serta pemangku kepentingan lainnya. Termasuk berkolaborasi dengan pihak eksternal yang memiliki kapabilitas menangani hal ini.

CNNIndonesia