"Oleh karena itu kami mengembangkan GeNose, yang cepat dan akurat,” ujar dia dalam acara ‘Serah Terima Alat GeNose dari UGM dan Konsorsium kepada Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional’ yang digelar daring, Kamis, 24 September 2020.
GeNose dikembangkan atas kerja sama berbagai disiplin ilmu. Selain Dian, mereka yang terlibat adalah Kuwat Triyana dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, Ahmad Kusumaatmaja FMIPA UGM, Mohamad Saifudin Hakim FKKMK UGM, dan mitra industri yang berkomitmen dalam melakukan hilirisasi hasil riset dan inovasi kampus.
GeNose bekerja dengan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas pasien. Napas pasien diambil diindera melalui sensor-sensor, kemudian diolah datanya dengan bantuan AI untuk deteksi dan pengambilan keputusan.
“Awalnya hasil tes bisa keluar dalam waktu tiga menit, sekarang kurang lebih bisa dua menit, bahkan 80 detik,” kata Dian yang juga merupakan dokter spesialis anak.
GeNose menjadi inovasi pertama di Indonesia untuk deteksi Covid-19 yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis real time. Alat ini juga disebut mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem, sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi.
Kuwat, ketua peneliti GeNose, menjelaskan data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual. Alat, kata dia, sudah diuji menggunakan 600 sampel data valid dari Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta.
“Hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi, yaitu 97 persen,” kata Kuwat sambil menerangkan GeNose selanjutnya memasuki tahap uji diagnostik (uji klinis) yang akan dilakukan secara bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Indonesia.
Baca juga: Menristek Umumkan 500 Peneliti Terbaik di Indonesia
Keandalan alat, keakurasian data, dan kesahihan metoda yang diterapkan, kata Kuwat, diharapkan bisa meningkatkan keyakinan pengguna akhir untuk segera mengadopsi aplikasi GeNose bagi kepentingan masyarakat luas. “Harapannya, inovasi GeNose dapat dihilirkan dan segera bisa dimanfaatkan untuk membantu penanganan Covid-19 sebelum akhir tahun 2020,” ujarnya.
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengapresiasi inovasi kelompok peneliti UGM ini. Menurutnya, semua orang tahu masalah terbesar dari pandemi Covid-19 adalah penyebarannya yang cepat dan tidak terlihat, "Sehingga dibutuhkan alat pendeteksi yang cepat dan akurat," katanya.