Cara Parkit Mencari Teman: Mirip Kamu kah?
Penulis : Aryo Bhawono
Biodiversitas
Sabtu, 22 November 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Burung parkit tak sembarangan mencari teman. Ia melakukan serangkaian uji coba kepada burung baru yang diperkenalkan. Mereka secara bertahap mendekati burung asing, meluangkan waktu untuk membiasakan diri sebelum meningkatkan interaksi yang semakin berisiko.
Parkit adalah salah satu jenis burung yang merasakan banyak manfaat bersosialisasi. Namun persahabatan harus dimulai dari suatu tempat dan memiliki risiko, apalagi jika hewan tersebut belum saling mengenal.
Studi berjudul “Monk parakeets ‘test the waters’ when forming new relationships” yang diterbitkan jurnal Biology Letters melakukan studi parkit monk (Myiopsitta monachus), memulai pertemanan ini.
Penulis utama studi dan mahasiswa doktoral di Fakultas Seni dan Sains UC, Claire O'Connell, menyebutkan banyak burung, seperti beo, membentuk ikatan yang kuat dengan satu atau dua burung lain. Pasangan sering menghabiskan sebagian besar waktu mereka bersama, saling berdandan, atau terkadang membentuk hubungan reproduksi.
"Umumnya, mempertahankan ikatan sosial yang kuat ini dikaitkan dengan penurunan stres dan keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi," kata dia seperti dikutip dari Phys.
Namun, melakukan kontak pertama mengandung risiko.
"Kita sering mengamati apa yang kita sebut 'pertengkaran', yang mungkin terjadi jika upaya seekor burung untuk merapikan bulu burung lain tidak diterima dengan baik,” kata dia.
Pertengkaran adalah bentuk agresi yang ringan, dan dapat mencegah burung tersebut mencoba merapikan bulunya. Burung yang tidak menyukai perhatian pendatang baru dapat bereaksi agresif, yang dapat menyebabkan cedera.
Bagaimana parkit dengan hati-hati membentuk ikatan baru
Para peneliti menggabungkan kelompok-kelompok parkit tangkapan liar dalam sebuah kandang terbang besar. Beberapa parkit merupakan hewan yang asing satu sama lain. Mereka mengumpulkan data tentang kapan dan bagaimana hubungan baru terbentuk dengan mempelajari seberapa dekat burung-burung tersebut mendekat dari waktu ke waktu dan burung mana yang saling merapikan bulu atau menunjukkan perilaku ramah lainnya.
Para peneliti menganalisis lebih dari 179 hubungan menggunakan metode komputasi dan model statistik untuk menentukan apakah pembentukan hubungan mengikuti pola yang diprediksi oleh studi-studi sebelumnya yang mengeksplorasi teori uji coba.
"Menangkap momen-momen pertama di antara burung asing bisa menjadi tantangan, jadi kami sangat senang bahwa eksperimen kami memberi kami kesempatan untuk mengamati proses itu dari dekat," kata O'Connell.
Mereka menemukan bahwa burung yang tak saling mengenal lebih cenderung mendekati satu sama lain dengan hati-hati dibandingkan dengan burung yang mereka kenal. Burung asing membutuhkan waktu untuk berbagi ruang sebelum akhirnya bertengger berdampingan, menyentuh paruh, atau merapikan bulu burung lainnya. Beberapa burung asing bahkan meningkatkan perilaku mereka hingga berbagi makanan atau kawin.
Kesamaan dengan persahabatan hewan lainnya
Studi UC memiliki hasil yang sebanding dengan studi tahun 2020 tentang kelelawar vampir yang menemukan bahwa pendatang baru juga menguji rekan asing, secara bertahap meningkat dari hubungan perawatan sosial menjadi hubungan berbagi makanan dengan pasangan yang dapat dipercaya.
Pada spesies sosial selain kelelawar dan parkit monk, proses ini tidak terdokumentasi dengan baik.
"Kami tidak tahu seberapa umum proses ini terjadi ketika mengembangkan hubungan baru pada spesies sosial lainnya," ucap O'Connell
Namun, perkenalan sementara ini mungkin terasa familier bagi banyak orang. Ia menyebutkan interaksi itu benar-benar intuitif.
"Saya senang tetapi juga sedikit gugup karena akan mendapatkan teman baru. Pada saat yang sama, saya benar-benar menyaksikan parkit mendapatkan teman baru, meskipun beberapa di antaranya lebih baik daripada yang lain. Saya mulai menyadari mungkin ada sesuatu yang bisa saya pelajari dari parkit," ujarnya.


Share

