Ratusan Private Jet di COP30 Hasilkan Ribuan Ton Gas Rumah Kaca
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Polusi
Jumat, 21 November 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Dalam Konferensi Iklim PBB ke-30 (COP30) di Belem, Brasil, sejumlah negara yang tergabung dalam Global Solidarity Levies Task Force mendorong penerapan pajak khusus untuk penerbangan mewah, termasuk penumpang kelas bisnis dan private jet. Gagasan dari pajak ini adalah kelompok ultra-kaya mengeluarkan emisi lebih besar melalui perjalanan udara mewah, sehingga mereka harus mengompensasi emisi yang dikeluarkan, salah satunya melalui pajak khusus.
Pesawat pribadi telah lama menjadi isu dalam penyelenggaraan COP, antara lain karena tingginya emisi yang ditimbulkan. Emisi gas rumah kaca global sektor transportasi mencapai 15%, tertinggi kedua setelah sektor ketenagalistrikan. Private jet sendiri menyumbang 2-4% dari total emisi gas rumah kaca penerbangan global sepanjang 2013-2023, meskipun hanya mengangkut sangat sedikit penumpang.
Lalu ada ironi di Belem, demikian temuan Trend Asia.
Trend Asia memantau pergerakan private jet melalui website penyedia data pesawat seperti Flightradar24 dan ADS-B Exchange yang difilter untuk untuk business jets pada periode 10-17 November 2025 (akan berlanjut sampai COP30 berakhir). Pemantauan ini dilakukan di bandara-bandara yang menjadi lokasi penyelenggaraan dan penghubung COP 30.
Merujuk pada informasi panitia COP30, ini mencakup Belem Val de Cans International Airport (BEL) sebagai bandara lokasi utama acara, São Paulo/Guarulhos International Airport (GRU), Fortaleza–Pinto Martins International Airport (FOR), dan Brasilia International Airport (BSB) sebagai bandara penghubung.
“Total jumlah pendaratan private jet adalah 317 kali dengan perkiraan total emisi karbon dioksida 1.541 ton. Emisi CO2 dihitung dengan small emitters tools dari Eurocontrol,” kata Trend Asia dalam sebuah rilis, Rabu (19/11/2025).
Pesawat jet paling banyak melakukan pendaratan di Bandara Brasilia dengan 164 pendaratan, bandara ini berada di ibu kota Brasil dan menjadi penghubung menuju Belem. Sementara itu, di Bandara Belem sendiri terdapat 56 pendaratan, di Bandara Sao Paulo GRU terdapat 63, dan di Bandara Fortaleza terdapat 30 pendaratan.
Trend Asia menguraikan, jarak terdekat adalah rute dari São Paulo/Congonhas–Deputado Freitas Nobre (CGH) ke São Paulo/Guarulhos International (GRU) sejauh 28 km, sedangkan rute terjauh adalah dari Bandar Udara Internasional Oakland (OAK) ke Val-de-Cans/Júlio Cezar Ribeiro International Belém (BEL) sejauh 8.682 km.
Emisi CO2 yang dilepaskan ke atmosfer secara langsung oleh private jet sekitar 14 kali lipat lebih besar dari pesawat komersial, menjadikan private jet sebagai moda transportasi paling polutif. Hal ini tidak sejalan dengan komitmen iklim, terutama karena salah satu tujuan COP 30 adalah menjaga kelestarian planet bumi.
“Dengan terus digunakannya private jet di COP 30 dan COP sebelumnya, seolah mengonfirmasi bahwa peperangan melawan pemanasan global memiliki tantangan besar bahkan dari pihak-pihak yang hadir di COP itu sendiri. Jika mereka berusaha mencegah kiamat iklim, mengapa penggunaan private jet terus berlanjut?” ujar Trend Asia.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa trajektori laju kenaikan suhu global agar tetap berada di bawah 1,5 derajat celcius hingga 2030 sudah tidak relevan lagi karena sudah terlewati. Suhu dunia kini bergerak menuju kenaikan 2-3 derajat celcius. Trend Asia berpendapat, perlu usaha luar biasa untuk mencegah kenaikan suhu, salah satunya dimulai dengan membatasi penggunaan private jet dan mengenakan pajak tinggi bagi penggunanya.


Share

