Perjanjian Polusi Plastik Global Harus Berpihak pada Lingkungan
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Polusi
Selasa, 05 Agustus 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Sesi kelima perundingan Intergovernmental Negotiating Committee bagian kedua (INC-5.2) resmi berlangsung di Jenewa hingga 14 Agustus. Pertemuan ini digadang sebagai putaran akhir dalam merumuskan perjanjian baru di bidang kesehatan lingkungan untuk mengatasi polusi plastik di seluruh siklus hidupnya.
“Perjanjian ini harus berpihak pada perlindungan lingkungan dan kesehatan manusia, serta mengedepankan keadilan bagi negara-negara berkembang yang selama ini terdampak praktik perdagangan sampah global,” kata Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) dalam sebuah siaran pers, Selasa (5/8/2025).
AZWI sendiri turut hadir dalam proses INC-5.2 sebagai bagian dari jaringan pengamat masyarakat sipil, sekaligus menyuarakan pentingnya keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan global. AZWI menjelaskan, negosiasi berlangsung di Kantor PBB Jenewa (United Nations Office at Geneva/UNOG), yang berlokasi di Palais des Nations, kompleks bersejarah yang menjadi pusat PBB terbesar kedua setelah New York.
Palais des Nations, lanjut AZWI, merupakan salah satu pusat konferensi diplomatik terbesar di dunia, dengan sekitar 8.000 pertemuan diselenggarakan setiap tahunnya. Sebagian besar ruang konferensi di gedung ini masih mempertahankan desain asli sejak dibangun pada 1930-an.

“Dengan semangat multilateralisme dan rekam jejak panjang kesepakatan internasional yang ditandatangani di Jenewa, para delegasi dalam INC-5.2 membawa mandat penting, yakni menyelesaikan naskah akhir perjanjian pada tahun ini, sebagaimana dimandatkan dalam Resolusi UNEA 5/14,” kata AZWI.
AZWI menyebut, negosiasi final ini akan berlandaskan pada Chair’s Text yang diterbitkan pada Desember 2024, hasil kompilasi berbagai masukan dari delegasi negara pada sesi INC-5.1 di Busan. Dokumen ini menjadi kerangka dasar dalam penyusunan perjanjian plastik global yang mengikat secara hukum. Chair’s Text memuat area kunci dan berbagai opsi solusi untuk mengatasi polusi plastik di seluruh tahap siklus hidupnya.
Naskah tersebut merupakan hasil pengumpulan masukan dari lebih dari 170 negara, dan akan terus dikembangkan lebih lanjut dalam sesi INC-5.2 di Jenewa, Agustus ini. Sekretariat perundingan Perjanjian Plastik menyatakan bahwa hingga saat ini terdapat 3.694 peserta yang telah terdaftar, terdiri dari 1.694 delegasi dari 180 negara anggota Komite, 1.832 pemantau (observer) dari 583 organisasi non-pemerintah (NGO), 40 pemantau dari 17 organisasi antar-pemerintah, 90 pemantau dari 18 entitas PBB dan 315 jurnalis/media, termasuk dari korps media resmi UNOG.
Meski proses resmi baru dimulai hari ini, sambung AZWI, dinamika di luar ruang negosiasi sudah bergulir sejak kemarin. Beragam side events digelar di luar lokasi utama, termasuk aksi damai yang diinisiasi masyarakat sipil global.
“Ratusan peserta dari berbagai negara berkumpul di Place des Nations, Jenewa, menyerukan agar perjanjian ini tidak tersandera kepentingan industri pencemar, tapi fokus pada akar krisis: produksi plastik berlebih yang mengancam manusia dan lingkungan,” katanya.