Aktivis Jerman Demo Tesla, Tolak Kerusakan Sulawesi oleh Nikel

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Tambang

Senin, 11 Maret 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Rettet den Regenwald (Selamatkan Hutan Hujan), kelompok masyarakat sipil yang bergerak dalam kampenye penyelamatan hutan hujan tropis, menggelar demonstrasi menentang perluasan pabrik Tesla di Grünheide, Jerman. Kelompok ini menganggap penduduk Grünheide telah menyatakan penolakannya terhadap perluasan pabrik.

Dalam rilisnya, Rettet den Regenwald menyebut kebutuhan sumber daya untuk mobil listrik sangatlah besar. Dalam kendaraan listrik, di samping litium, kobalt dan berbagai bahan baku lainnya. Setidaknya terdapat 30-50 kg nikel dan itu hanya di baterainya saja. Pemasok utama nikel dunia adalah Indonesia.

Banyak pertambangan dan pabrik pengolahannya berada di hutan hujan yang menyebabkan konflik lahan yang tinggi dan mencemari udara, tanah, sungai dan laut. Kelompok ini menganggap Tesla rakus akan bahan baku, yang menyebabkan rusaknya ekosistim tropis dan sumber kehidupan manusia di Afrika, Asia dan Amerika Selatan.

"Dampaknya di Indonesia sudah sangat terasa. Hutan hujan dimusnahkan, lahan pertanian dirusak dan tempat penangkapan ikan diracun“, ujar Marianne Klute, Ketua Selamatkan Hutan Hujan, Minggu (10/3/2024).

Ratusan warga Grünheide, Jerman, melakukan demo di pabrik Tesla. Mereka menyuarakan penolakan perluasan pabrik Tesla. Foto: Rettet den Regenwald.

Menurut Klute, perlombaan global yang konon atas nama pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan adalah sangat keliru. Sebab konsumsi terhadap sumber daya semakin meningkat, sehingga merusak biodiversitas, iklim dan menyengsarakan kehidupan manusia di negara-negara penghasil.

Muhammad Al Amien, Koordinator Aliansi Sulawesi, mengatakan mengatakan, Aliansi Sulawesi mendukung para aktivis lingkungan di Berlin yang mengkritik pembangunan pabrik mobil listrik dengan merusak hutan. Karena, masyarakat di Sulawesi merasakan dan mengalami langsung dampak dari pertambangan nikel untuk menyuplai bahan baku pabrik mobil listrik.

"Hutan hujan, habitat biodiversitas endemik Sulawesi di rusak. Sungai sumber air masyarakat dicemari logam berat, laut dicemari lumpur bekas tambang, dan masyarakat dimiskinkan. Bahkan, saat ini ada perempuan di Sulawesi Tenggara yang dikriminalisasi karena melindungi hidupnya dari tambang nikel. Pelanggaran HAM dan perusakan lingkungan adalah fakta dari ekspansi tambang nikel untuk kendaraan listrik," kata Amien.

Oleh karena itu, kata Amien, Aliansi Sulawesi menuntut kepada produsen mobil listrik seperti Tesla milik Elon Musk, BMW dan Volkswagen untuk melindungi iklim, mematuhi prinsip-prinsip HAM, melindungi lingkungan hidup dan biodiversitas termasuk perlindungan hutan hujan harus diutamakan dari pada kepastian pasokan industri dengan bahan baku. Menurutnya, meningkatkan produksi mobil listrik sangat tidak bertanggung jawab dan akan memperburuk dampak ekologi dan sosial.

"Kerusakan yang disebabkan nikel bukan hanya ada di Indonesia. Percepatan pertumbuhan pertambangan metal bagi produksi mobil listrik terdapat juga di belahan bumi lainnya, seperti pertambangan tembaga di Ekuador atau litium di Chili. Untuk itu kepemilikan kolektif dari banyak masyarakat adat di seluruh dunia dijarah semena-mena,“ Guadalupe Rodriguez, Juru Kampanye Selamatkan Hutan Hujan.

Tampak dari ketinggian hutan di Sulawesi rusak akibat tambang nikel. Foto: Walhi Sulsel.

Perluasan pabrik raksasa Tesla, menurut Rodriguez, berpengaruh langsung pada politik ekonomi Indonesia, apalagi Indonesia ingin menjadi produsen utama nikel untuk baterai mobil. Untuk itu dalam waktu singkat dibangun berbagai pertambangan baru dan kawasan khusus yang luas bagi industri nikel di Sulawesi, kepulauan Maluku dan Papua, yang mana perusahaan dari China mengolah bijih nikelnya.

Pada akhir 2023, pihaknya telah melihat sendiri bagaimana perempuan di Sulawesi melibatkan diri dalam kelompok-kelompok untuk menghentikan pestanya perluasan pertambangan nikel di wilayah mereka. Karena mereka membutuhkan lahannya untuk berkebun tanaman pangan.

"Di komunitas Loeha dan Ranteangin (Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur) petani perempuan terancam kehilangan lahannya karena perluasan proyek pertambangan, dimana proyek ini di beberapa tempat di wilayah yang sama telah menunjukkan dampak yang berbahaya,“ ujar Rodriguez.

"Konsumsi kita dan perluasan pabrik raksasa seperti dari Tesla bukan hanya masalah di Jerman atau di Indonesia, melainkan masalah dunia, masalah kapitalisme yang berkedok hijau,“ imbuhnya.

Klute menambahkan, sejak 2017 telah disiapkan pembangunan 30 peleburan nikel dan pabrik baterai berbahan nikel, sebagian sudah berjalan dan sebagian lagi masih direncanakan. Hampir 700.000 hektare hutan hujan sudah diberikan kepada perusahaan tambang nikel. Di kawasan khusus industri nikel, hak-hak pekerja diabaikan. Hal ini membuat kondisi kerja yang buruk.

"Warga Grünheide telah bersepakat menolak Tesla. Jika dewan kota Grünheide menyetujui dan menyatakan stop perluasan, maka dewan kota juga melakukannya demi pelestarian Hutan Hujan“, ujar Marianne Klute.

Moh Taufik, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulawesi Tengah (Sulteng), menuturkan, pertambangan nikel di Sulteng dilakukan hingga ke Cagar Alam Morowali yang merupakan tempat tinggal anoa (sapi terkecil di dunia), maleo senkawor dan krabuku sulawesi. Sedangkan tailing dari tambang nikelnya, dibuang ke wilayah yang dikenal Segitiga Emas, yang kaya akan terumbu karang, sehingga mengeruhkan laut.

"Penangkapan ikan di banyak tempat tidak mungkin lagi. Aksi protes karena kehilangan sumber kehidupan masyarakat kerap dihadang pihak keamanan dengan kekerasan. Masyarakat adat dan penduduk miskin selalu diancam dengan penjara," kata Taufik.

Taufik mengatakan, pada 24 Desember 2023, sebanyak 20 pekerja smelter tewas akibat peleburan nikel yang meledak di kawasan industri nikel Morowali. Tak hanya itu, sebanyak 38 pekerja lainnya mengalami luka parah.

"Ledakan terjadi saat pekerjaan perbaikan pada tungku peleburan. Kebakaran muncul saat beberapa tangki oksigen meledak. Kecelakaan di peleburan nikel bukanlah hal yang jarang terjadi,“ ujar Taufik.

Klute bilang, pertambangan nikel terjadi di balik meningkatnya remiliterisasi serta pembatasan kebebasan berpikir dan kebebasan pers. Tesla dan investor mobil elektrik, katanya, harus memahami perlindungan biodiversitas dan iklim, serta menghormati dan menjunjung tinggi HAM adalah mutlak.

"Bersama mitra kami Aliansi Sulawesi, kami menyatakan stop pertambangan nikel! Selamatkan hutan hujan dan lindungi masyarakat di Sulawesi!“ ucap Klute.