LIPUTAN KHUSUS:

Sampah Plastik Bikin Hewan Laut Kecil Raja Ampat Mandul


Penulis : Gilang Helindro

Masalah ini akan berpengaruh dalam rantai makanan dari hasil laut.

Biodiversitas

Sabtu, 16 Desember 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Dalam studi terbaru, sampah plastik membuat hewan laut kecil tidak dapat bereproduksi dengan normal. Salah satunya, krustasea, hewan mirip udang, yang tidak dapat lagi melakukan perkawinan dan bereproduksi. Studi ini dilakukan di pantai Eropa dan Raja Ampat.

Alex Ford, Universitas Portsmouth Inggris, dalam penelitian Sciencedirect Environmental Pollution menyebutkan banyaknya sampah plastik di laut memberi pengaruh pada hewan-hewan kecil di laut. 

Di pantai-pantai di Eropa, kata Alec, krustasea menjadi makanan utama bagi ikan dan burung. “Jika terdapat masalah dalam hal ini, maka ini akan berpengaruh pula dalam rantai makanan dari hasil laut," kata Alex dikutip Science Alert, Kamis, 14 Desember 2023.

James Thomas dari Halmos College of Natural Sciences and Oceanography Florida menyebutkan para peneliti juga menemukan masalah krustasea yang sama di terumbu karang di Raja Ampat, Indonesia.

Krustasea–binatang air berkulit keras seperti udang dan kepiting–yang ditemukan di terumbu perairan Indonesia. Istimewa

Forum Ekonomi Dunia, memperkirakan akan ada lebih banyak sampah plastik di laut pada tahun 2050. Dan, para ahli toksikologi lingkungan Portsmouth, Bidemi Green Ojo bersama rekannya dalam penelitiannya memaparkan bahwa hewan mirip udang ini adalah spesies krustasea malacostraca kecil yang disebut Echino Gammarus marinus akan terancam.

Green Ojo menyebut, terdapat empat dari sekitar 10.000 kemungkinan bahan kimia tambahan berbahaya yang terdapat dalam plastik. "Kami memilih empat bahan tambahan karena diperkirakan berbahaya bagi kesehatan manusia," ungkapnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat bahan kimia tersebut memang berpotensi mengganggu perkawinan hewan di laut yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku.

Selain itu, dua bahan kimia yang diuji yaitu Trifenil fosfat (TPHP) dan Dibutil ftalat (DBP) diketahui menyebabkan penurunan jumlah sperma pada krustasea.

"Hasil menunjukkan bahan kimia ini dapat memengaruhi jumlah sperma. Jika kita melakukan percobaan pada udang yang terpapar dalam waktu lama, hal ini akan mempengaruhi kualitas sperma mereka," ungkap Alex.

Alex bilang, meskipun dua bahan kimia lainnya tidak mengurangi jumlah sperma secara langsung, namun bahan tersebut dapat berdampak pada kualitas sperma. Hal ini dapat terjadi pada ikan-ikan kecil hingga hewan pengerat.

Green Ojo menyebut, pihaknya mendesak badan-badan lingkungan hidup di seluruh dunia untuk lebih memperhatikan perilaku para hewan laut untuk mendapatkan data.

"Kita dapat mengetahui perubahan perilaku pada hewan, seperti cara makan, cara bertarung, dan aktivitas reproduksi atau aktivitas abnormal lainnya yang menandakan bahaya pada hidup mereka," tutupnya.