LIPUTAN KHUSUS:

Kota Beograd Diselimuti Asap Beraroma Sampah


Penulis : Tim Betahita

TPA di Vinca disebut menjadi sumber pencemaran air, udara dan tanah di Serbia selama puluhan tahun.

Ekologi

Rabu, 11 Agustus 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Hawa panas yang menjalar akibat perubahan iklim di daratan Eropa menimbulkan dampak yang tak sedap bagi penduduk kota Beograd. Kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah terbuka di Serbia membuat Ibu Kota Beograd diselimuti bau tidak sedap.

Seperti dilansir Reuters, Senin lalu, peristiwa kebakaran itu terjadi di TPA terbuka di Vinca di pinggiran Beograd.

Akibat kebakaran TPA terbuka terbesar kedua di Eropa itu, kabut asap tebal menyelimuti langit Beograd. Sialnya selain asap, bau tidak sedap sampah yang tajam menusuk hidung penduduk di kota itu.

Pemerintah Kota Beograd lantas meminta penduduk untuk sementara tidak keluar rumah dan menutup seluruh jendela supaya asap kebakaran itu tidak masuk ke rumah mereka.

Ilustrasi sampah kantung plastik (Pixhere.com)

Meski begitu, pemerintah setempat menyatakan kobaran api di TPA itu sudah terkendali.

Kelompok pegiat lingkungan di Serbia mendesak pemerintah setempat menerbitkan peringatan berbahaya kepada penduduk akibat kebakaran itu. Namun, pemerintah tidak melakukan apapun.

TPA di Vinca disebut menjadi sumber pencemaran air, udara dan tanah di Serbia selama puluhan tahun. Padahal penduduk dan masyarakat Eropa mendesak supaya fasilitas itu ditutup.

Saat ini Beograd juga termasuk dalam kota-kota dengan tingkat polusi udara yang tinggi di Eropa selain Ibu Kota Sarajevo, Bosnia-Herzegovina.

Dampak Perubahan Iklim

Saat ini setiap wilayah dan sistem iklim di Bumi tengah mengalami dampak perubahan iklim. Hal itu dinyatakan dalam penelitian para ilmuwan yang terangkum dalam laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).

Banyak perubahan yang diamati dalam iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya selama ribuan, jika bukan ratusan ribu tahun, dan beberapa perubahan yang sudah mulai terlihat adalah naiknya suhu bumi dan permukaan air laut. Dua perubahan itu tidak dapat diubah atau diperbaiki selama ratusan hingga ribuan tahun.

Laporan tersebut memberikan perkiraan baru tentang kemungkinan bumi melewati tingkat pemanasan global 1.5°C dalam dekade mendatang, dan menemukan bahwa kecuali ada pengurangan emisi gas rumah kaca yang segera, cepat, dan berskala besar, target pembatasan mendekati 1.5°C atau 2°C akan berada di luar jangkauan.

IPCC menyatakan, emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia bertanggung jawab atas sekitar 1.1°C pemanasan global sejak 1850-1900, dan menemukan bahwa selama 20 tahun ke depan, rata-rata pemanasan suhu global diperkirakan akan mencapai atau melebihi 1.5°C.