LIPUTAN KHUSUS:
Foto-foto Kerusakan Raja Ampat oleh Tambang
Penulis : Aryo Bhawono
Inilah foto penampakan kerusakan akibat tambang di Raja Ampat yang direkam Auriga Nusantara.
SOROT
Senin, 16 Juni 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Surga, kata itu yang terbesit di kepala Hilman Afif ketika menghadapi gugusan kepulauan di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Kapal yang ditumpangi bersama tiga rekannya pada Desember 2024 tepat berada di sisi barat daya Pulau Gag di gugusan kepulauan Raja Ampat.
Bentang laut biru berakhir pada sebuah pulau yang dikelilingi perairan berwarna hijau. Karang dan padang lamun terlihat di jelas di di bawah perairan hijau itu.
“Kalau Indonesia mendapat sebutan zamrud khatulistiwa, di sinilah tempatnya zamrud itu,” kata dia kepada Betahita.
Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya dilihat dari sisi barat daya pulau itu. Pegunungan pulau masih terlihat asri dari sisi ini dan menutupi tambang di belakangnya. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara
Meski hanya salah satu serpihan Raja Ampat, Pulau Gag memiliki keindahan sama dengan gugusan kepulauan lainnya.
Pantai dengan koral di sisi barat daya Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya yang masih utuh tanpa gangguan tambang. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
Sayang keindahan itu palsu. Ekskavator dan truk lalu lalang mengeruk tanah di balik perbukitan pulau di hadapan Hilman. Demam nikel mengoyak surga Raja Ampat.
Auriga Nusantara, tempat Hilman bekerja sebagai Juru Kampanye, merilis tangkapan foto hasil monitoring mereka di Raja Ampat pada akhir Desember 2025 lalu. Ia menyisir perairan sekitar pulau itu hingga masuk ke dekat area tambang untuk merekam ambisi tambang nikel menghabisi pulau kecil seluas 6.030,53 hektare (setara 60 kilometer persegi) itu.
Pembukaan tambang nikel oleh PT Gag Nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
Rilis foto ini untuk memberikan gambaran terbuka mengenai kondisi pulau-pulau di Raja Ampat setelah perhatian publik terpusat usai informasi ekspansi tambang nikel mencapai surga di kepulauan kepala burung Papua itu terungkap. Apalagi SAFEnet, melalui akun instagramnya, sempat mempertanyakan pemantauan Pulau Gag melalui google earth terlihat buram.
View this post on Instagram
Konsesi nikel di Pulau Gag dimiliki oleh PT Gag Nikel dengan luas 13.136 ha. Konsesi ini meliputi perairan dan karang di pulau kecil itu. Peta yang dipegang Hilman menunjukkan aktivitas tambang mencapai 391 ha.
Ekskavator terlihat bekerja mengeruk tanah untuk tambang nikel di Pulau Gag. Nampak juga batas kawasan yang sudah ditambang dengan yang belum. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara
Ia menyaksikan tambang terbuka membentang di bagian dalam pulau itu, tak nampak dari pantai.
Memang, Pulau Gag, tak masuk dalam deliniasi Geopark Raja Ampat. Bahkan jarak nya mencapai 40-an kilometer dari Piaynemo, sebutan miniatur Wayag (salah satu gugusan pulau karst Raja Ampat) yang menjadi destinasi wisata.
Analisis pemetaan lokasi tambang di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Olah Data: Auriga Nusantara
Namun jarak ini cukup dekat dalam perhitungan berlayar nelayan, bahkan masih masuk dalam jangkauan area tangkap nelayan tradisional.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebutkan bahwa pertambangan di Pulau Gag sebagai good mining practice yang memenuhi kaidah lingkungan sesuai dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Setidaknya sang menteri menjamin dengan mata kepalanya, bahwa air laut tetap bersih meski ditambang.
Bentang pembukaan tambang Nikel di Pulau Gag oleh PT Gag Nikel. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara
Namun melihat bukaan lahan Hilman khawatir endapan akan terbawa sampai ke laut ketika hujan. Lantas arus dari Samudera Pasifik yang cenderung kuat akan membawa lumpur itu ke pulau-pulau kecil yang masuk dalam Geopark Raja Ampat.
Aktivitas tambang nikel PT Kawei Sejahtera Mining di Pulau Kawei, Raja Ampat. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara
Aktivitas tambang tak hanya terlihat di Pulau Gag. Jejak tambang di Pulau Kawei yang pertambangan nikelnya dikelola oleh PT Kawei Sejahtera Mining menganga di pulau itu.
Dermaga untuk penambangan nikel milik PT Kawei Sejahtera Mining di Pulau Kawei, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Terlihat kawasan dermaga perusahaan merusak pesisir pulau itu. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
Tambang itu merupakan satu dari empat IUP yang dicabut oleh pemerintah pasca terkuaknya ekspansi nikel di Raja Ampat. Hilman melihat bukaan tambang telah menggunduli sebagian pulau itu.
Bentang kerusakan akibat tambang nikel di Pulau Kawei karena tambang nikel milik PT Kawei Sejahtera Mining. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
“Kondisinya sama dengan Pulau Gag, bukaan tambang berada di sisi pedalaman pulau. Mereka membangun dermaga di bagian pulau yang menyempit. Kita bisa melihat bahwa kawasan karang di bagian dermaga mereka keruh karena endapan,” ucapnya.
Tambang nikel PT Anugerah Surya Pratama membabat sekitar kawasan pesisir Pulau Manuram, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
Sementara di Pulau Manuram, tambang nikel PT Anugerah Surya Pratama, secara tampak mata mengeruk tanah dari pesisir hingga ke pedalaman. Bukaan lahan berada di sebaris pantai hingga di pedalaman.
Perbukitan hingga pesisir Pulau Manuram di Raja Ampat, Papua Barat Daya, dikeruk oleh pertambangan nikel. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
Seluruh area bukaan lahan di sebaris pantai membuat keruh perairan dan menutup koral. Dermaga mereka pun menjorok ke tengah laut dengan menimpa karang dan padang lamun.
Bentang tambang milik PT Anugerah Surya Pratama yang merusak Pulau Manuram di Raja Ampat, Papua Barat daya. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
“Dilihat dari kapal sudah nampak kerusakan Pulau Manuram oleh tambang nikel PT Anugerah Surya Pratama itu,” ucapnya.
Keindahan Pulau Manyaifun yang belum tersentuh oleh operasi tambang nikel PT Mulia Raymond Perkasa. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
Untungnya satu konsesi lagi, PT Mulia Raymond Perkasa, belum empat melakukan aktivitas tambang di dua pulau, Manyaifun dan Batang Pele. Pulau yang berdekatan dengan membentuk perairan bak danau di tengahnya belum terganggu oleh pengerukan tambang.
Sebuah pulau kecil berisi pemakaman di tengah dua pulau itu pun tak terganggu.
Pulau kecil di antara Pulau Manyaifun dan Batang Pele di Raja Ampat, Papua Barat Daya yang dipakai warga untuk tempat pemakaman. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
“Pulau kecil itu seperti dikelilingi oleh daratan Batang Pele dan Manyaifun, lengkap dengan koral dan padang lamun. Jika sampai ada tambang sudah pasti habis pulau itu untuk lalu lalang kapal dan terkena endapan lumpur,” kata dia.
Seorang nelayan melintas di perkampungan Pulau Manyaifun, Raja Ampat, Papua Barat daya. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
Perjalanan Hilman menyisir IUP di Raja Ampat tidak gampang. Tak ada transportasi laut umum untuk mencapai pulau-pulau tempat bercokolnya tambang itu.
Keindahan Pulau Batang Pele di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Pulau ini terancam kerusakan karena masuk dalam kosnesi tambang PT Mulia Raymond Perkasa yang kemudian dicabut oleh pemerintah. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
Satu-satunya jalan adalah menyewa kapal selama berhari-hari untuk mencapai lokasi dan itu tidak murah.
Pesisir dan koral terlihat jelas di bawah air yang jernih Pulau Batang Pele. Keindahan ini terancam oleh pertambangan nikel. Foto: Auriga Nusantara/ Fajar Sandika Negara.
“Tak ayal jika semua orang baru tahu soal ini. Itupun karena pemerintah mengesampingkan laporan yang pernah dibuat. Kalau kali ini tidak menjadi viral soal tambang di Raja Ampat, saya yakin beberapa tahun ke depan cerita keindahan Raja Ampat hanya tinggal cerita saja,” kata dia.