Sekitar 12 Sapi Mukomuko Mati Diserang Harimau sejak 2019

Penulis : Aryo Bhawono

Satwa

Senin, 03 April 2023

Editor : Raden Ariyo Wicaksono

BETAHITA.ID -  Sekitar 12 ekor sapi di Desa Gajah Makmur, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, ditemukan mati diserang harimau sejak tahun 2019 sampai sekarang.

Kepala Resor Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Sebelat Bengkulu Asep Sunandar mengungkapkan serangan harimau terhadap ternak terakhir terjadi pada Sabtu malam (1/4/2023). Seekor sapi warga Desa Gajah Makmur pada Sabtu malam (1/4).

"Informasi itu dari kepala desa dan LSM Kanopi, bukan dari BKSDA," kata Asep, seperti dikutip dari Antara.

Para aktivis perlindungan satwa, kata dia, sudah membentuk satuan tugas (satgas) konflik harimau dan anggota satgas sudah diberikan pelatihan tentang antisipasi korban ternak. Satgas dilatih tentang cara membuat kandang Tiger Proof Enclosure (TPE) supaya sapi aman dari tangkapan harimau. 

Seekor harimau benggala yang ada di Serulingmas Zoo./Foto: Serulingmas.com

Ia mengatakan sebelum kejadian harimau memangsa sapi warga Sabtu malam lalu, pihaknya telah mengimbau warga desa setempat agar berhati-hati terhadap harimau. 

"Kalau bisa ternak itu jangan ditinggal di kebun lagi, itu upaya kita, diupayakan ternak dibawa pulang dan kandangkan," ujarnya. 

Sapi warga di wilayah setempat, lanjutnya, masih tetap dibiarkan berkeliaran di kebun sawit yang dekat dan masuk dalam kawasan Hutan Produksi (HP) Air Rami. Kawasan Hutan Produksi ini yang sudah banyak dirambah sehingga harimau turun mencari makan.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari, mengatakan pihaknya akan mencoba mengecek lokasi sapi dimangsa harimau terlebih dahulu. 

"Kita akan turunkan tim ke tempat kejadian peristiwa, nanti apakah kita upayakan dengan cara pengusiran atau pasang perangkap harimau tersebut," ujarnya. 

Konflik harimau dengan warga di wilayah tersebut berulang karena lokasi tersebut merupakan lintasan Harimau, yakni Desa Gajah Makmur dan Desa Lubuk Talang. 

Di wilayah tersebut, kata dia, sudah ada Satgas Konflik Harimau di desa dan satgas ini bertugas untuk memantau dan melaporkan apabila ada konflik dengan harimau. 

"Kami mendapatkan laporan terkait konflik harimau di wilayah ini dari satgas," ujarnya. 

Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Mukomuko, Aprin Sihaloho, menyebutkan luas HP Air Rami yang rusak akibat perambahan di daerah ini sekitar 4.000 hingga 5.000 hektar. 

Sedangkan luas Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Ipuh I yang berada dekat dengan UPT Lubuk Talang, Desa Lubuk Talang, dan Desa Gajah Makmur yang rusak akibat perambahan sekitar 1.000 ha. 

Sebagian kawasan hutan yang rusak akibat pembalakan liar itu selanjutnya ditanami tanaman kelapa sawit oleh oknum warga di wilayah ini.