Rumania Dituduh Gagal Atasi Pembalakan Liar

Penulis : Aryo Bhawono

Deforestasi

Jumat, 25 Februari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Rumania dianggap gagal mengatasi pembalakan liar dan perusakan alam di kawasan yang dilindungi undang-undang Uni Eropa. Kegagalan ini terjadi setelah dua tahun lalu Komisi Uni Eropa memberikan peringatan kepada negara itu untuk mengakhiri deforestasi ilegal.

Laporan kegagalan ini ditulis oleh kelompok non-pemerintah Agent Green, EuroNatur, dan ClientEarth. Mereka menyebutkan perusakan terjadi secara meluas meluas di situs Natura 2000, area khusus yang dilindungi oleh hukum UE. Perlindungan hukum atas beberapa daerah itu diintensifkan sejak Komisi Uni Eropa mengeluarkan peringatan pada Februari 2020.

Saat itu Komisi Uni Eropa menyebutkan pihak berwenang Rumania mengelola hutan dan mengizinkan penebangan tanpa mengevaluasi terlebih dahulu dampaknya terhadap habitat yang dilindungi sebagaimana diperlukan. Peringatan komisi memberikan waktu sebulan kepada Rumania untuk mengambil langkah-langkah mengatasi kekurangan pengelolaan dan mengeluarkan peringatan terakhir pada Juli 2020.

Presiden Agen Green, Gabriel Paun, mengatakan kepada AP, alih-alih membatasi pembalakan liar di kawasan alami yang dilindungi, pelanggaran prosedur Brussel memicu apa yang disebutnya ‘panic logging’.

Mei 2019 lalu Gakkum KLHK Wilayah Sulawesi didukung kepolisian dan Dinas Kehutanan setempat menemukan aktivitas pembalakan liar di Hutan Lindung Latimojong Tana Toraja dan mengamankan para pelakunya./Foto: Gakkum

“Laporan itu jelas menunjukkan bahwa penebangan di hutan asli di kawasan lindung telah meningkat,” kata Paun. “Ini adalah penebangan di hutan tua karena ketakutan jika strategi keanekaragaman hayati UE akan mengikat semua negara anggota.”

Menurutnya Rumania harus menghadapi Pengadilan Eropa karena gagal mematuhi undang-undang alam Uni Eropa di kawasan lindung ini.

Laporan kelompok kampanye menemukan bahwa pemerintah Rumania telah berbuat sangat sedikit untuk menghentikan degradasi yang sedang berlangsung di situs Natura 2000 dan ancaman terhadap ekosistem hutan alam yang dilindungi ini tetap konstan serta meluas.

Tiga kelompok lingkungan minggu ini akan meminta Komisi untuk merujuk kasus tersebut ke Pengadilan Eropa, pengadilan tertinggi blok tersebut.

Rumania, yang menjadi anggota UE sejak 2007, adalah rumah bagi kawasan hutan primer seluas sekitar setengah juta hektar. Kawasan hutan primer sebagian besar terletak di Pegunungan Carpathian di negara itu, total tutupan hutan sekitar 7 juta hektar yang menyediakan habitat bagi mamalia besar seperti beruang, serigala, dan lynx Eurasia.

Tetapi pemerintah Rumania berturut-turut telah berupaya mencegah penebangan liar yang meluas, yang oleh beberapa orang menyebut tindakan itu dilakukan oleh mafia kayu.

Selama periode tiga bulan antara Agustus dan Oktober tahun lalu, penyelidik Agen Hijau memantau 41 lokasi dalam empat situs Natura 2000. Pemantauan dilakukan sesuai dengan prosedur penanganan pelanggaran UE, yakni menggunakan kombinasi kerja lapangan, citra satelit, dan data dari database publik nasional. 

“Namun kegagalan terus-menerus pemerintah Rumania untuk bertindak berarti situasi di hutan Rumania telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk,” kata Agata Szafraniuk, pengacara satwa liar dan habitat ClientEarth. 

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Kementerian Lingkungan Rumania mengatakan tidak ada bukti bahwa kegiatan penebangan telah meningkat. Menurutnya langkah-langkah yang diterapkan kementerian tahun lalu secara efektif menangani pembalakan liar.

Kementerian mengatakan telah memperberat meningkatkan sanksi untuk pembalakan liar pada tahun 2021. Pemberatan hukuman ini berhasil meningkatkan penindakan atas pembalakan liar hingga ke pengadilan, sekitar 47% jika dibandingkan dengan tahun 2020.